Selasa, 02 Juni 2015

tugas belajar dan pembelajaran (kurikulum 2013)



PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM KURIKULUM 2013

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu ranah sikap transformasii materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘’mengapa’’. Ranah keterampilan materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘’bagaimana’’. Ranah pengetahuan materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan (hard skills) dari peserta didik yaitu hasil yang di peroleh dari tiga ranah pembelajaran tersebut.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Kriteria agar Pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah:

1.      materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu
2.      penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru, siswa terbebas dari prasangka serta, pemikiran subjektif, ataupun penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3.      mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4.      mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan sama lain dari materi pembalajaran.
5.      mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6.      berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
7.      tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.


Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi antara lain:
1.      Mengamati
Mengamati dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.       menentukan objek yang akan di observasi
b.      membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objeknya
c.       menentukan /letak objek yang akan diobservasi,
d.      menentukan bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer
e.       pencatatan atas hasil observasi.

2.      Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberikan kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif dan merangsang proses interaksi.

3.      Menalar
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Terdapat dua cara menalar, yaitu:
a.       Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari kasus-kasus yang berisifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengamatan empirik.
b.      Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme (kategorial, hipotesis dan alternatif).

4.      Mencoba
Akativitas pembelajaran yang nyata antara lain:
a.       menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum,
b.      mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan,
c.       mempelajari dasar teoretis yang relevan dan hasil eksperimen sebelumnya,
d.      melakukan dan mengamati percobaan,
e.       mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data,
f.       menarik simpulan atas hasil percobaan,
g.      membuat laporan

5.      Mengkomunikasikan hasil percobaan atau  membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.


Sumber :



Kurikulum 2013
1.      Latar Belakang Kurikulum 2013
Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 yaitu:
a.       Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan]
b.      Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran
c.       Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat
d.      Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial
Tiga faktor lainnya juga menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 yaitu:
a.       Tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
b.      Kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
c.       Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.


2.      Tujuan
a.       Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

b.      Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut :
1)      Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2)      Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3)      Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

c.       Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.Secara oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.

d.      Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran
Dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.


3.      Metode
a.       Problem Based Learning
Masalah atau fakta yang ada dalam lingkungan masyarakat dijadikan sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar siswa mampu berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah-masalah yang ada.
b.      Project Based Learning
Siswa bisa melakukan investigasi bagi pembelajaran siswa dari paham yang ada dalam masyarakat.


4.      Karakteristik
a.       Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
b.      Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
c.       Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
d.      Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.
e.       Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
f.       Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
g.      Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).


5.      Prinsip
a.       Prinsip Relevansi
Dimana kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan tuntutan kebutuhan siswa baik secara umum maupun perorangan sesuai dengan minat dan bakat siswa serta kebutuhan lingkungan.
b.      Prinsip Pengembangan
Dimana kurikulum dikembangkan secara bertahap dan terus menerus dengan jalan mengadakan perbaikan/pemantapan dengan pengembangan lebih lanjut yang bersifat progresip.
c.       Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Dimana kurikulum dirancang untuk membuka kemungkinan pengembangan pendidikan seumur hidup (tak mengenal batas usia).
d.      Prinsip Keluwesan/Fleksibel
Yaitu kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan fleksibel dalam pelaksanaannya/implementasinya:
1)      Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
2)      Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3)      Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.


6.      Ruang ingkup kurikulum 2013 meliputi :
a.       Siswa
b.      Guru
c.       Sekolah
d.      Masyarakat
e.       Tim Pengembang Kurikulum


7.      Kelebihan Kurikulum 2013
a.       Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.
b.      Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
c.       Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah
d.      Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
e.       Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu.
f.       Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
g.      Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
h.      Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills)
i.        Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat
j.        Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
k.      Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat


Teori Pembelajaran Regeluth
1.      Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigm pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam menerapkan langkah pembelajaran. Ide dasarnya adalah siswa perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan yang berasimilasi.

2.      Menurut Reigeluth, teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih, seperti:
a.       Terdapat urutan pembelajaran yang mencakup keseluruhan untuk memotivasi
b.      Memberi kemungkinan pada pelajar untuk mengurangi berbagai hal dan memutuskan urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.
c.       Memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat
d.      Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori

3.      Urutan elaborative
a.       Ide umum yang digambarkan tidak hanya meringkas ide yang ada
b.      Penggambaran (epitomize) dilakukan berdasarkan tipe materi tunggal
4.      Esensi proses epitomizing memerlukan:
a.       Menyelesaikan salah satu materi sebagai materi organisasi (konsep, prinsip, prosedur)
b.      Membuat daftar pada materi organisasi yang telah dipelajari oleh kelas
c.       Menyeleksi beberapa materi organisasi yang lebih mendasar, sederhana dan fundamental
d.      Menyajikan ide pada tingkatan aplikasi
5.      Komponen kritis pada konsep: mengenal atribut dan hubungan diantaranya.
6.      Konponen kritis pada prosedur: langkah yang digunakan dalam deskripsi yang lebih detil pada tindakan dan langkah yang digunakan dalam konsep yang berhubungan dengan tindakan.
7.      Meringkas adalah strategi yang diberikan:
a.       Pernyataan singkat pada setiap masalah/ide dan fakta yang telah dipelajari
b.      Contoh referensi untuk masalah/ide
c.       Beberapa diagnosa, tes praktek untuk diri sendiri untuk setiap masalah/ide.
8.      Terdapat dua macam ringkasan dalam teori elaborasi yaitu Ringkasan Internal dan Ringkasan Eksternal
9.      Kontrol belajar
Siswa diberi kebebasan dalam hal seleksi:
a.       Materi yang telah dipelajari
b.      Peringkat yang akan dipelajari
c.       Komponen strategi pembelajaran yang diseleksi dan urutan yang digunakan
d.      Strategi kognitif khusus siswa yang mengerjakan ketika berhubungan dengan pembelajaran
10.  Analogi: komponen strategi yang penting dalam pembelajaran karena ini akan membuat lebih mudah untuk mengerti masalah/ide baru dengan menghubungkannya dengan masalah/ide yang sudah dikenal.
11.  Strategi kognitif yang meliputi kecakapan belajar dan kecakapan berpikir yang dapat digunakan secara menyeluruh pada materi, seperti mengkreasikan mental image dan mengenal analogi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar